Budidaya Padi Organik Hasil Naik Sampai 40% dengan pola HCS |bokashi|kompos|fekmentasi

A. Latar Belakang

Struktur tanah Indonesia dikenal sangat subur hingga bercocok tanam apapun bisa tumbuh dan berkembang dengan baik, karna ketersediaan unsur hara alami tersedia melimpah ruah. Akan tetapi seiring dengan datangnya para pembaharu di bidang pertanian seperti Norman bulgoud dengan green revolution nya melalui 4 komponen dalam pertanian yakni
1.   Pengaturan irigasi yang baik
2.   Penggunaan pupuk kimia
3.   Pemilihan bibit unggul
4.   Pestisida atau obat hama kimia
Diantara komponen revolusi hijau tersebut dua hal yang perlu kita evaluasi yakni pupuk kimia dan pestisida kimia, Memang dalam waktu singkat konsep revolusi hijau bisa membentuk negara yang mengadopsi bisa secepat kilat mengalami swasembada pangan di negeri yang kita cintai ini, hanya 2 tahun setelah aplikasi intensif,
Bisakah bertahan lama ? Ternyata tidak. Indonesia bertahan hingga tahun1999 swasembada. Setelah itu import beras!!! Kenapa hal itu terjadi??? Aplikasi pupuk kimia dan pestisida kimia telah merusak tanah, karena kimia bersifat mengikat unsur hara alami dan membunuh mikroorganisme tanah yang nota bene berfungsi sebagai dekompuser dan penghasil unsur hara. Dengan demikian tanah akan menjadi tandus dan gersang.menurut. (Laporan UN Conference on Everonment and Development 1992 (Eart Summit).
Kandungan mineral tanah pertanian di berbagai bagian dunia telah merosot 55-85% dalam 100 tahun belakangan ini disebabkan karna aplikasi pupuk kimia dan pestisida kimia pada pertanian.
Menurut Dr.Hiromi Sinya, MD “Kualitas hasil tanaman yang kita makan ditentukan oleh kualitas tanah tempat tumbuhnya “ Berarti dengan pola kimia dan penurunan mineral tanah yakni unsur hara maka tanaman pertanian pada saat ini sangat rendah mineral dan gizinya untuk dikonsumsi.sehingga tidak heran ada pepatah yang menyindir penduduk negeri ini “seperti unta yang mati kehausan di padang pasir padahal di pundaknya terdapat kantong air”. Tanahnya luas dan subur tapi tidak bisa memanfaatkan dengan maksimal. Buktinya masih mendatangkan bahan makanan pokok dari luar negeri.
Siapa yang bertanggung jawab terhadap semua ini??
Seorang pejuang adalah mereka yang tidak mengkambing hitamkan satu sama lain tetapi mereka selalu mencari dan menciptakan solusi terhadap persoalan yang terjadi.
Dalam hal ini PT. Hidup Cerah Sejahtera (HCS) memberikan solusi terhadap semua ini dengan konsep ”Pertanian Berkelanjutan“ mengajak masyarakat untuk back to nature dan go to organic mewujudkan kelestarian alam dan mengembalikan kesuburan bumi pertiwi menuju Masyarakat Sehat, Mandiri dan Sukses (SMS).

C. Peningkatan Produksi Padi dengan KONSEP HCS

1.   Pemilihan Benih

Benih adalah termasuk kunci utama yang menentukan keberhasilan usaha tani. Oleh karena itu perlu dilakukan pemilihan benih bermutu dengan metode cepat dan mudah sebagai berikut:

  1. Masukkan air bersih 2 – 10 L ke dalam wadah.
  2. Masukkan telur ayam atau itik tanpa dipecah ke dalam air.
  3. Masukkan garam dapur berlahan-lahan dan diaduk hingga larut. Hentikan penambahan garam ketika telur tersebut sudah naik ke permukaan air.
  4. Masukkan benih ke dalam air larutan bergaram. Benih yang mengambang di permukaan air diambil / tidak digunakan.
  5. Ambil benih yang tenggelam dan bersihkan dengan air bersih sampai hilang rasa garamnya. Buang airnya sampai tuntas.
  6. Rendam benih dengan PHEFOC selama 15 menit lalu tiriskan sampai kering.
  7. Rendam benih dengan Larutan SOT selama 24 jam.
  8. Tiriskan/Diperam terlebih dahulu selama satu hari satu malam. Yaitu dikering-anginkan dalam wadah yang dilapisi dengan kertas tissue, Koran, atau daun pisang.

Pemeraman dimaksudkan agar benih tumbuh seragam.
Benih yang baik untuk disemai/ disebar adalah ketika belum tumbuh akar dan sudah terdapat bintik-bintik pada lembaga/ embrio.

Kebutuhan benih padi per hektar : 7-10 Kg benih.(dengan cara konvensional bisa sampai 20 Kg/Ha).

2.   Persemaian

  1. Lahan persemaian diolah sebagaimana biasa hanya saja ditambah dengan disiraman air yang dicampur SOT. Ukuran 4-8 tutup Bio Organik SOT HCS untuk 15 Liter. Air. Lebih baik jika tanah yang disiram dalam keadaan kering / tidak tergenang air.  .
  2. Lahan bedengan persemaian sebaiknya diberi pembatas bambu atau kayu.
  3. Masa persemaian tidak lebih dari 14 hari.
  4. Setelah dicabut dan ditali masukkan ke dalam bak air yang telah dicampur dengan SOT atau ditaruh di atas tanah yang digenangi air yang sudah dicampur dengan SOT agar akar bibit padi terkena air campuran SOT sehingga setelah ditanam tidak mengalami stress atau layu.. Yakni sekali ditanam langsung bisa hidup.

3.   Pengolahan Lahan

  1. Sebelum dibajak, lakukan penyiangan sinar matahari selama 15 hari, agar sinar matahari bekerja mengangkat top soil (lapisan paling subur) pada tanah.
  2. Bajak lahan sama dengan yang biasa dilakukan selama ini, lalu semprotkan PHEFOC merata ke permukaan tanah. Biarkan 1 hari lalu di LEP/digenangi air dan biarkan selama 14 hari.
  3. Setelah dibrujul pertama / sebelum pengolahan lahan terakhir (sebelum digaru), taburkan BOKASHI. Sehari sebelum tanamsiram dengan air campuran SOT sampai merata (menggunakan gembor atau disemprot). Ukuran 7-8 tutup botol Bio Organik SOT dicampurkan dengan 15 liter air.
  4. Pada petakan lahan dibuatkan saluran air (got/kanal) dengan jarak 3 meter utamanya tepi kanan – kiri, kedalaman 20 cm - 30 cm untuk memperlancar sirkulasi air.

Klik

4.   Penanaman

  1. Siapkan  Bibit tanaman padi F1.
  2. Rendam dengan PHEFOC selama 15 menit lalu tiriskan sampai kering.
  3. Setelah kering, rendam dengan larutan SOT selama 24 jam, tiriskan sampai kering, esoknya siap ditabur ke pembenihan. Setelah usia 14 hari, maka benih telah siap ditanam.
  4. Cara penanaman : akar semai dibenamkan pada tanah hingga kedalaman 1 cm-2 cm dengan posisi perakaran horizontal seperti huruf “L” untuk memperbanyak peranakan, mempercepat pertumbuhan dan perkembangan akar. Dengan ini tenaga tanam perlu ditraining / diajari lebih dulu.
  5. Pengaturan jarak tanam: dilakukan dengan pola bujur sangkar dengan jarak tanam 25x25, 30x30, 40x40 (2) Jarak tanam yang efektif adalah 30x30.  Jarak tanaman akan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan akar dan peranakan lebih produktif,  lebih meningkat karena persaingan oxygen, energy matahari dan nutrisi semakin berkurang.

5.   Pemupukan Berbasis Organik

Pupuk utama lokal adalah memanfaatkan kompos jerami, pupuk kandang atau pupuk organic lainnya yang sekiranya mudah diperoleh.
Penggunaan pupuk anorganik (Urea, NPK dll) dilakukan seperti biasa hanya saja untuk masa tanam pertama dikurangi 70% dari kebiasaannya, masa tanam ke dua dikurangi 80%, masa tanam ke tiga sampai tanaman ke enam dikurang 90%, dan pada tanaman ke tuju jika kondisi tanah sudah terlihat normal sudah bisa lepas dari pupuk anorganik (pupuk berkmia) 100%.
Penggunaan Suplemen Organik Tanam (SOT) selain disiramkan ke lahan seperti di atas juga disemprotkan dengan aturan:
Menggunakan ukuran 3-4 tutup botol HCS Bio Organik dilarutkan dengan 14 liter air.
Penyemprotan pertama ketika tanaman berumur 5 hari setelah tanam dan dilakukan tiga kali penyemprotan dengan jarak waktu 15 hari sekali.
Waktu penyemprotan: Lakukan penyemprotan sore hari di atas jam 16.00 wib atau pagi sebelum jam 07.00 wib.
Arahkan pada sisi bawah daun, karena mulut daun/stomata berada pada sisi bawah daun.
6.    Pengaturan Air
Tanaman padi bukanlah tanaman air, tetapi tanaman yang bertahan hidup dalam kondisi tergenang air. Agar dapat hidup dalam ekosistem basah, padi memerlukan energy yang besar untuk membentuk kantung udara (jaringan aerenchym).
Hasil penelitian para ahli menunjukkan perkembangan dan pertumbuhan akar pada tanaman padi akan terhambat dengan kondisi penggenangan air. Selama periode tersebut sekitar 70% akar tanaman mengalami degradasi dan kematian.
Perkembangan dan pertumbuhan tanaman padi paling baik adalah dalam kondisi tanah lembab (aerob) selama fase vegetative.
Pengaturan tata udara tanah melalui pemberian air (lembab dan basah secara bergantian) akan meningkatkan keaneka-ragaman dan peranan biota tanah dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Dengan rendemen air 30% sudah sangat ideal.
Oleh karena itu perlu sekali adanya pengaturan pengairan tanaman padi,
sebagai berikut:
  1. Pada fase vegetatif awal pertahankan tanah dalam kondisi lembab.
  2. Pada umur 1-8 hari setelah tanam (hst) keadaan tanah sebaik-nya lembab supaya tata udara tanah tetap baik.
  3. Menjelang (hari ke 9-10 setelah tanam) air digenang 2-3 cm
  4. Pada umur 19-20 hst pemberian air dilakukan untuk memper-tahankan tanah tetap lembab. Kemudian untuk merangsang pertumbuhan akar biarkan tanah sampai retak-retak (tapi tanaman tetap segar).
  5. Pada awal fase pembungaan lakukan penggenangan air sekitar 1-2 cm hingga padi masa susu (sekitar 25 hari sebelum panen).
  6. Pengeringan hingga panen.
  7. Pengendalian Hama Menggunakan Organic PHEFOC

PRODUKSI

Produktivitas tanaman padi dengan organik sangat mengagumkan, meningkat sampai di atas 40%. Kenaikan produksi tersebut terjadi karena peningkatan jumlah anakan produktif 30-90 per rumpun, jumlah malai sekitar 40-60/rumpun, panjang malai dan jumlah gabah isi meningkat tajam. Selain itu padinya sudah organic.

Manfaat Beras Organik Untuk Diabetes.
BERAS ORGANIK bebas dari unsur pestisida kimia yang oleh karenanya sangat baik dikonsumsi setiap hari. Dengan kadar gula yang sangat rendah, beras organic dapat dikonsumsi oleh penderita Diabetes Mellitus (kencing manis), penderita autis, serta dapat dikonsumsi oleh mereka yang tengah menjalani program diet. Rasa khas beras organik yang membedakannya dengan beras non organic adalah lebih pulen dan tidak mudah basi. Nasi yang diolah dari beras organik dapat bertahan selama dua hari [48 Jam] tanpa perlu menyimpannya di dalam lemari pendingin. Budidayakan beras organic untuk kesehatan bangsa.

dikutip dari stokishcs ….

Jika ingin jadi dropship/distributor Produk Organik klik disini  
___________________________________________________________
Tags : budidaya padi, budidaya tanaman padi, cara budidaya padi organik, cara budidaya padi, budidaya padi sri, teknik budidaya padi organik, teknik budidaya padi, teknik budidaya tanaman padi, cara budidaya tanaman padi, budidaya padi sawah organik, budidaya padi sistem sri, budidaya tanaman padi organik, budidaya tanaman padi sri, budidaya tanam padi, teknik budidaya padi sri, padi organik, cara tanam padi organik, menanam padi organik, tanam padi organik, bertanam padi organik, cara bercocok tanam padi organik, tanaman padi organik, cara bertanam padi organik, budi daya padi organik, cara bertani padi organik, padi organik sri, padi sri organik, padi organik adalah, bercocok tanam padi, tanam padi, cara tanam padi, teknik tanam padi, teknik bercocok tanam padi, metode tanam padi, pertanian padi, budi daya padi, pertanian padi organik, padi sri, bibit padi, tentang tanaman padi, sri padi, cara meningkatkan produksi padi, cara membudidayakan padi, teknik penanaman padi sistem penanaman padi, padi lokal, pupuk nasa untuk padi, padi tanaman, cara pemeliharaan tanaman padi, pertanian organik padi, padi sistem sri, pembudidayaan tanaman padi, produksi padi nasional, tanaman padi sri, cara pertanian padi, buku pertanian padi, buku padi, pertanian tanaman padi, buku tentang padi, bibit tanaman organik, buku pertanian organik, bibit organik, tanam padi sri, sistem tanam padi sri, tanam padi sistem sri, cara tanam padi sri, sistem tanam sri, tanam padi metode sri, tanam sri, pola tanam padi sri, metode tanam sri, budidaya padi organik, pupuk organic, budidaya pangan, buku budidaya, pertanian organic, pengelolaan tanaman

No comments: